Seorang cendikiawan Muslim telah mengingatkan pentingnya skeptisisme dalam isu boikot yang sedang marak belakangan ini. Isu boikot sering kali muncul sebagai bentuk protes terhadap suatu kebijakan atau pernyataan yang dianggap merugikan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini oleh sekelompok orang.
Namun, sebagian orang seringkali terjebak dalam emosi dan terlalu mudah percaya pada informasi yang belum tentu benar mengenai isu boikot tersebut. Hal ini bisa berpotensi menimbulkan konflik yang tidak perlu dan merugikan kedua belah pihak.
Menurut cendikiawan Muslim tersebut, skeptisisme merupakan sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap individu dalam menyikapi isu boikot. Skeptisisme mengajarkan kita untuk tidak terburu-buru dalam mempercayai informasi yang belum pasti kebenarannya. Kita harus selalu melakukan penelitian dan verifikasi terlebih dahulu sebelum menyebarkan informasi mengenai isu boikot tersebut.
Selain itu, skeptisisme juga mengajarkan kita untuk tidak mudah terprovokasi oleh emosi dan terlibat dalam tindakan yang dapat merugikan kedua belah pihak. Dengan bersikap skeptis, kita dapat menghindari konflik yang tidak perlu dan mencari solusi yang lebih bijak dalam menyelesaikan perbedaan pendapat.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu mengedepankan skeptisisme dalam menyikapi isu boikot. Kita harus selalu berpikir rasional dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum tentu benar. Dengan begitu, kita dapat menghindari konflik yang tidak perlu dan menciptakan kedamaian serta kerukunan di tengah-tengah masyarakat.