Demam kelinci, atau yang dikenal dengan istilah rabbit fever, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis. Penyakit ini dapat menular dari hewan ke manusia, terutama melalui gigitan serangga atau kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.
Belakangan ini, kasus demam kelinci di Amerika Serikat melonjak drastis. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kasus demam kelinci telah meningkat hingga 20% pada tahun 2020. Hal ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan peternak di negara tersebut.
Gejala demam kelinci pada manusia umumnya mirip dengan gejala flu biasa, seperti demam, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot. Namun, jika tidak segera diobati, penyakit ini dapat berkembang menjadi infeksi yang lebih serius, seperti pneumonia atau peradangan pada mata.
Pencegahan demam kelinci sangat penting untuk dilakukan, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah yang rawan terhadap infeksi ini. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan demam kelinci antara lain adalah menghindari kontak langsung dengan hewan liar, menggunakan perlindungan seperti sarung tangan saat berada di area yang berpotensi terinfeksi, dan menghindari gigitan serangga.
Jika Anda mengalami gejala demam kelinci atau memiliki riwayat kontak dengan hewan yang terinfeksi, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Penyakit ini dapat diobati dengan antibiotik, namun pengobatan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Demam kelinci merupakan penyakit yang serius dan dapat berbahaya jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk melindungi diri dan keluarga dari infeksi ini. Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan.