Psikolog klinis sebut penyebab seseorang terkena “post holiday blues”
Setelah liburan yang menyenangkan dan penuh kenangan, banyak orang mungkin merasa sedih, cemas, atau bahkan stres ketika kembali ke rutinitas sehari-hari. Hal ini sering disebut sebagai “post holiday blues” atau “post vacation blues”. Psikolog klinis menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang terkena kondisi ini.
Salah satu penyebab utama dari “post holiday blues” adalah perubahan drastis dalam rutinitas dan lingkungan. Selama liburan, seseorang mungkin mengalami kebebasan dan kesenangan yang tidak biasa, seperti bepergian ke tempat-tempat baru, menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman, dan menikmati makanan yang lezat. Ketika kembali ke rutinitas sehari-hari yang monoton dan terbatas, seseorang dapat merasa kecewa dan kehilangan semangat.
Selain itu, psikolog klinis juga menyoroti bahwa perubahan hormon dan kimia dalam tubuh juga dapat mempengaruhi suasana hati seseorang setelah liburan. Selama liburan, tubuh melepaskan hormon-hormon bahagia seperti serotonin dan endorfin, yang dapat meningkatkan suasana hati dan membuat seseorang merasa senang. Namun, ketika kembali ke rutinitas yang biasa, produksi hormon-hormon ini dapat menurun, menyebabkan perubahan suasana hati dan gejala “post holiday blues”.
Selain itu, psikolog klinis juga menyoroti bahwa faktor eksternal seperti tekanan pekerjaan, masalah keuangan, atau konflik interpersonal juga dapat memperburuk kondisi “post holiday blues”. Seseorang yang mengalami tekanan dan stres dari lingkungan sekitarnya mungkin merasa sulit untuk kembali ke rutinitas sehari-hari setelah liburan, yang dapat menyebabkan gejala seperti kelelahan, kecemasan, dan depresi.
Untuk mengatasi “post holiday blues”, psikolog klinis menyarankan agar seseorang mencoba untuk menghadapi perubahan dengan sikap yang positif dan fleksibel. Berbicara dengan orang yang dipercaya, berolahraga secara teratur, dan menjaga pola makan yang sehat juga dapat membantu mengurangi gejala stres dan depresi. Selain itu, melakukan aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat seperti berbagi pengalaman liburan dengan orang lain atau merencanakan liburan berikutnya juga dapat membantu meningkatkan suasana hati dan mengurangi “post holiday blues”.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang penyebab dan cara mengatasi “post holiday blues”, diharapkan seseorang dapat menghadapi perubahan setelah liburan dengan lebih tenang dan positif. Konsultasikan dengan psikolog klinis jika Anda merasa kesulitan untuk mengatasi gejala “post holiday blues” agar dapat mendapatkan dukungan dan bantuan yang tepat.